KERANGKA KERJA MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
KERANGKA KERJA
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
1. Sejarah
Lahirnya MSDM
Sudah sejak lama manusia hidup
berorganisasi, seiring dengan itu manajemen sumber daya manusia telah ada. Tonggak
sejarah yang teramat penting dalam menandai diperlukannya sumber daya manusia
adalah timbulnya Revolusi Industri di Inggris. Dampak Revolusi Industri tidak
hanya merubah cara produksi, tetapi juga penanganan sumber daya manusia yang
berbeda dengan sebelumnya, lahirnya berbagai perusahaan dengan penggunaan
teknologi memungkinkan diproduksinya barang secara besar-besarnya dengan
memanfaatkan tenaga manusia yang tidak sedikit.
Penggunaan tenaga secara
besar-besaran ini akan menuntut pemilik perusahaan mulai memikirkan gaji,
penempatan, perlakuan terhadap karyawan termasuk kesejahteraannya. Akhirnya
saat itu dibentuk apa yang disebut ”Sekretaris Kesejahteraan” (Hasibuan, 1997).
Tugas utama Sekretaris kesejahteraan tersebut adalah memikirkan cara perumusan
kebutuhan ekonomi para pekerja dan mencegah para pekerja jangan sampai
membentuk serikat pekerja. “Sekretaris Kesejahteraan” itulah sebenarnya yang
menjadi pelopor keberadaan tenaga spesialis yang menangani pengelolaan
sumberdaya manusia. Revolusi Industri yang lahir di Inggris telah “menjalar” ke
berbagai dunia pada permulaan abad ke dua puluh, terutama di daratan Eropa dan
Amerika Utara.
Dua tokoh besar yang menjadi
bapak manajemen adalah Frederick W. Taylor dan Henry Fayol. Tanpa mengetahui
apa yang dikerjakan oleh yang lain, ternyata kedua pelopor tersebut saling
mengisi. Taylor melihat gerakan manajemen ilmiah sebagai usaha meningkatkan
efisiensi dan produktivitas, sedangkan Fayol lebih memfokuskan pada peningkatan
kemampuan memecahkan masalah majerial. Timbulnya berbagai teori motivasi pada
tahun 1940- an dengan Abraham H. Maslow sebagai pelopornya merupakan bukti
bahwa perlunya perhatian kepada unsur manusia dalam suatu organisasi.
2.
Pengertian Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM)
Menurut
Schuler, Dowling, Smart dan Huber (1992:16) mengartikan MSDM dalam rumusan
seperti berikut ini: Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan pengakuan tentang
pentingnya tenaga kerja organisasi sebagai sumber daya manusia yang sangat
penting dalam memberi kontribusi bagi tujuan-tujuan organisasi, dan penggunaan
beberapa fungsi dan kegiatan untuk memastikan bahwa SDM tersebut digunakan
secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi dan masyarakat.
Sedangkan
dalam pengertiannya sebagai kebijakan, MSDM dimaksudkan sebagai suatu sarana
untuk memaksimalkan efektifitas organisasi dalam mencapai tujuannya. Dalam
konteks yang demikian ini, MSDM didefinisikan oleh Guest (1987) dengan uraian
seperti berikut ini: Human resource
management (HRM) comprises a set of policies designed to maximise
organizational integration, employee commitment, flexibility and quality of
work.
Menurut
Guest, kebijakan yang diambil organisasi dalam mengelola SDM-nya diarahkan pada
penyatuan elemen-elemen organisasional, komitmen pekerja, kelenturan organisasi
dalam beroperasi serta pencapaian kualitas hasil kerja secara maksimal.
Dengan
merujuk pada pengertian tersebut, ukuran efektifitas kebijakan MSDM yang dibuat
dalam berbagai bentuknya dapat diukur pada seberapa jauh organisasi mencapai
kesatuan gerak seluruh unit organisasi, seberapa besar komitmen pekerja
terhadap pekerjaan dan organisasinya, sampai sejauh mana organisasi toleran dengan
perubahan sehingga mampu membuat keputusan dengan cepat dan mengambil langkah dengan
tepat, serta seberapa tinggi tingkat kualitas `output' yang dihasilkan
organisasi.
3. Fungsi-fungsi
MSDM
Terdapat beberapa macam fungsi
utama MSDM. Di dalam buku ini dikemukakan lima fungsi, yaitu:
·
Perencanaan
untuk kebutuhan SDM Fungsi perencanaan kebutuhan SDM setidaknya meliputi dua
kegiatan utama, yaitu:
1) Perencanaan dan peramalan
permintaan tenaga kerja organisasi baik dalam jangka pendek maupun panjang;
2) Analisis jabatan dalam organisasi
untuk menentukan tugas, tujuan, keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang
dibutuhkan. Kedua fungsi tersebut sangat esensial dalam melaksanakan kegiatan
MSDM secara efektif.
·
Staffing
sesuai dengan kebutuhan organisasi Setelah kebutuhan SDM ditentukan, langkah
selanjutnya adalah mengisi formasi yang tersedia. Dalam tahapan pengisian staf
ini terdapat dua kegiatan yang diperlukan, yaitu:
1) Penarikan (rekrutmen) calon atau
pelamar pekerjaan;
2) Pemilihan (seleksi) para calon
atau pelamar yang dinilai paling memenuhi syarat. Umumnya rekrutmen dan seleksi
diadakan dengan memusatkan perhatian pada ketersediaan calon tenaga kerja baik
yang ada di luar organisasi (eksternal) maupun dari dalam organisasi
(internal).
·
Penilaian
kinerja Kegiatan ini dilakukan setelah calon atau pelamar dipekerjakan dalam
kegiatan organisasi. Organisasi menentukan bagaimana sebaiknya bekerja dan
kemudian memberi penghargaan atas kinerja yang dicapainya. Sebaliknya
organisasi juga harus menganalisis jika terjadi kinerja negatif dimana pekerja
tidak dapat mencapai standar kinerja yang ditetapkan. Dalam penilaian kinerja
ini dilakukan dua kegiatan utama, yaitu:
1) Penilaian dan pengevaluasian
perilaku pekerja;
2) Analisis dan pemberian motivasi
perilaku pekerja. Kegiatan ini rawan dengan munculnya konflik.
·
Perbaikan
kualitas pekerja dan lingkungan kerja Saat ini pusat perhatian MSDM mengarah
pada tiga kegiatan strategis, yaitu:
1) Menentukan, merancang dan
mengimplementasikan program pelatihan dan pengembangan SDM guna meningkatkan
kemampuan dan kinerja karyawan;
2) Memperbaiki kualitas lingkungan
kerja, khususnya melalui kualitas kehidupan kerja dan programprogram perbaikan
produktifitas;
3) Memperbaiki kondisi fisik kerja
guna memaksimalkan kesehatan dan keselamatan pekerja. Salah satu outcome yang
dapat diperoleh dari ketiga kegiatan strategis tersebut adalah peningkatan atau
perbaikan kualitas fisik dan non-fisik lingkungan kerja.
·
Pencapaian
efektifitas hubungan kerja Setelah tenaga kerja yang dibutuhkan dapat terisi,
organisasi kemudian mempekerjakannya, memberi gaji dan memberi kondisi yang
akan membuatnya merasa tertarik dan nyaman bekerja. Untuk itu organisasi juga
harus membuat standar bagaimana hubungan kerja yang efektif dapat diwujudkan.
Dalam hal ini terdapat tiga kegiatan utama, yaitu:
1) Mengakui dan menaruh rasa hormat
(respek) terhadap hak-hak pekerja;
2) Melakukan tawar-menawar
(bargaining) dan menetapkan prosedur bagaimana keluhan pekerja disampaikan
3) Melakukan penelitian tentang
kegiatan-kegiatan MSDM.
4.
Tujuan MSDM
Menurut Cushway, tujuan MSDM
meliputi:
·
Memberi
pertimbangan dalam membuat kebijakan SDM untuk memastikan bahwa organisasi
memiliki pekerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi, memiliki pekerja yang
selalu siap mengatasi perubahan dan memenuhi kewajiban pemekerjaan secara
legal;
·
Mengimplementasikan
dan menjaga semua kebijakan dan prosedur SDM yang memungkinkan organisasi mampu
mencapai tujuannya;
·
Membantu
dalam pengembangan arah keseluruhan organisasi dan strategi, khususnya yang berkaitan
dengan implikasi SDM;
·
Memberi
dukungan dan kondisi yang akan membantu manajer lini mencapai tujuannya;
·
Menangani
berbagai krisis dan situasi sulit dalam hubungan antar pekerja untuk meyakinkan
bahwa mereka tidak menghambat organisasi dalam mencapai tujuannya;
·
Menyediakan
media komunikasi antara pekerja dan manajemen organisasi;
·
Bertindak
sebagai pemelihara standar organisasional dan nilai dalam manajemen SDM.
Sementara itu menurut Schuler et al setidaknya MSDM
memiliki tiga tujuan utama yaitu:
·
Memperbaiki
tingkat produktifitas
·
Memperbaiki
tingkat produktifitas
·
Memperbaiki
kualitas kehidupan kerja
·
Meyakinkan
bahwa organisasi telah memenuhi aspekaspek legal.
MSDM
dapat berperan dalam meningkatkan produktifitas organisasi. Organisasi yang
telah mencapai tingkat produktifitas tinggi di dalamnya terdapat praktek MSDM
yang unik. Keunikan tersebut menunjuk secara khusus pada suatu keadaan dimana:
·
Organisasi
membatasi peran SDM menurut tingkat partisipasinya di dalam pembuatan keputusan
bisnis yang mengimplementasikan strategi bisnis;
·
Organisasi
memfokuskan penggunaan sumber daya yang tersedia dicurahkan pada fungsi-fungsi
SDM dalam merigatasi setiap masalah sebelum menambah program baru atau mencari
sumber daya tambahan;
·
Staf
SDM organisasi berinisiatif untuk membuat program dan berkomunikasi dengan
manajemen lini;
·
Manajemen
lini berbagi tanggung jawab untuk seluruh program SDM;
·
Staf
perusahaan berbagi tanggung jawab untuk perumusan kebijakan SDM dan
administrasi program pada seluruh tingkatan organisasional.
5.
Kebijakan dan Kegiatan MSDM
Pendekatan
yang spesifik adalah sebagai sebuah cara untuk melakukan rekonseptualisasi dan
pengorganisasian kembali peran SDM dan penjelasan ulang tentang tugas dan
fungsi departemen personalia dalam organisasi. Berdasarkan pendekatan tersebut,
Guest menyatakan adanya empat kebijakan utama dalam MSDM yaitu:
·
Employee Influence
·
Human resource flow
·
Rewards systems
·
Work systems
Empat
fokus kebijakan MSDM tersebut dapat dipahami sebagai strategi dalam
mempengaruhi pekerja guna mengarahkannya pada tujuan organisasi. Sebagai suatu
proses pencapaian tujuan, organisasi mengorganisasikan SDM dalam suatu
mekanisme sistemik berupa alur SDM (human
resources flow) mulai dari perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi, perumusan
analisis jabatan, dan seterusnya.
Kebijakan
lainnya berkaitan dengan sistem penghargaan yang merupakan bagian utama
organisasi memberi motivasi guna memaksimalkan kerja dan proses pemekerjaan.
Sistem penghargaan (rewards systems)
misalnya dapat berupa paket rernunerasi yang terdiri dari penggajian, pemberian
bonus dan insentif serta berbagai bentuk kompensasi lainnya.
Di dalam
organisasi, peran dan fungsi SDM harus dise!araskan dengan elemen-elemen sumber
daya lainnya. Organisasi memusatkan perhatiannya pada bagaimaan sistem kerja
disusun sedemikian rupa sehingga ada kesesuaian antara gerak SDM dengan sumber
daya lainnya. Sementara itu, dengan merujuk pada pendapat ahliahli lainnya,
Guest menyatakan kegiatan MSDM terdiri dari empat proses generik yaitu:
·
Selection
·
Appraisal
·
Rewards
·
Development
Kegiatan
seleksi tidak lain berkaitan dengan penyediaan staf dan pekerja yang akan
mengisi berbagai formasi pekerjaan dan jabatan dalam organisasi. Seleksi akan
diikuti dengan kegiatan lainnya misalnya berupa penempatan pada pekerjaan (job placement) yang segera disertai
dengan kegiatan generik lainnya yaitu penilaian kinerja (performance appraisal). Organisasi harus memiliki standar yang
dapat dipakai sebagai ukuran dalam menentukan dan menilai apakah seorang
pekerja memiliki kualitas kerja baik atau sebaliknya.
Sementara
itu, untuk memotivasi pekerja organisasi menailiki skema (scheme) Yang dirupakan dalam bentuk gaji atau upah dan penghargaan
lainnya. Sedangkan kegiatan generik MSDM pengembangan; SDM (human resource development).
Pengembangan SDM ini dapat berupa pendidikan pelatihan serta program-program
pengembangan SDM lainnya. Umumnya kegiatan pengembangan SDM diarahkan pada
pencapaian penguasaan keahlian (skills),
pengetahuan (knowledge) dan kemampuan
(ability). Arah rogramm pengembangan
SDM diarahkan selaras dengan perkernbangan dan kemajuan organisasi.
6. Basis
Teori MSDM
Menurut Guest, tidak ada teori dalam MSDM. Namun
demikian tidak dapat dipungkiri bahwa di belakang MSDM berdiri secara implisit
beragam teori pendukung.
Komentar
Posting Komentar